Martapura Kabupaten Apa

Kami telah mengirimkan email yang berisi LINK untuk update password

Email untuk reset password sudah dikirim, namun mungkin perlu beberapa menit untuk tampil di Inbox email anda.

Registrasi pada website ini memungkinkan anda melihat status pemesanan dan history.

Kami telah mengirimkan email yang berisi LINK untuk update password

Email untuk reset password sudah dikirim, namun mungkin perlu beberapa menit untuk tampil di Inbox email anda.

Registrasi pada website ini memungkinkan anda melihat status pemesanan dan history.

Indonesia boleh saja disebut sebagai suatu negara “demokrasi”, karena ukuran yang diambil adalah, adanya “kebebasan pers”, pemilihan jabatan Presiden, Gubernur, Bupati dan Kepala Desa yang dipilih lansung oleh rakyat. Partisipasi politik rakyat dalam menentukan arah perjalanan bangsa, negara dan pemerintahan hanya sebatas itu. Celakanya lagi kebanyakan rakyat beranggapan dengan system demokrasi yang dijalankan tentu akan melahirkan kehidupan rakyat yang lebih baik, yaitu kehidupan yang aman, damai dan sejahtera. Namun pada kenyataannya negara Indonesia yang dikatakan telah menjalankan demokrasi, faktanya hasilnya melahirkan banyak kekacauan dan masalah yang tidak berkesudahan, jumlah penduduk miskin masih di atas 100 juta orang [45,2% dari jumlah penduduk dengan asumsi mempunyai penghasilan rata-rata 2$(duaUSD/hari)], kerusuhan sosial dan bencana kemanusiaan kerap terjadi, penegakan hukum yang buruk, anarkisme serta banyak terjadi “tirani” dari kelompok mayoritas terhadap kelompok minoritas yang bersumber dengan berkembangnya politik massa yang dijalankan selama ini. Sehingga tidak mengherankan jika Pemilu Indonesia hanya bersifat ritual politis atau ceremonial democratie, namun proyek itu harus dijalankan karena undang-undang mengharuskannya. Dari fakta ini sungguh dangkal pemahaman bangsa ini dalam melaksanakan sebuah negara yang demokratis. Sehingga tidak heran demokrasi yang dijalankan Indonesia selama ini telah menghasilkan fakta kehidupan rakyat yang lebih buruk dari fakta semasa rezim pemerintahan Soeharto, dimana pada waktu itu rakyat masih merasa aman dan mudah dalam mencari kebutuhan hidupnya sehari-hari.

Rakyat harus tahu bahwa batasan pengertian secara Konsepsional, “demokrasi” adalah suatu proses penyelenggaraan system kekuasaan negara yang dilakukan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Sedang batasan pengertian secara Operasional, “demokrasi” dapat diukur dari: 1).Bagaimana sikap dan prilaku rakyat dalam menjalankan Pemilu dengan baik.; 2). Bagaimana rakyat atau para wakil rakyat bermusyawarah dengan baik tanpa harus gontok-gontokan dan adu jotos; 3). Bagaimana para wakil rakyat di DPR dan atau di dalam semua rapat-rapat yang diselenggarakan dapat mengatasi perbedaannya dengan baik serta dapat menggunakan hak-hak DPR dalam proses pemerintahan dengan baik (seperti, hak budget, hak inisiatif, hak interplasi, dll) ; dan 4). Bagaimana prilaku rakyat dalam menyampaikan pendapat kepada institusi mana saja dapat dilakukan dengan baik, tertib dan damai tanpa anarkisme. Sehingga dari beberapa indikator tersebut tidak lagi terjadi anarkisme yang bersumber dari akibat dijalankannya demokrasi itu. Keseluruhan itu adalah merupakan variabel untuk mengukur apakah kita benar-benar sebuah negara yang menjalankan system demokrasi.

Memang pada kenyataannya tanpa kemakmuran rakyat lebih dulu ada, proses demokrasi yang dijalankan tetap akan melahirkan kekacauan dan instabilitas di hampir semua sektor yang ada. Apalagi rakyat tidak memiliki pemahaman dasar dalam hidup berbangsa dan bernegara, dimana untuk hidup dalam negara domokrasi rakyat harus memahami dan menyadari minimal terhadap 4 (empat) hal yaitu, 1). Kita semua adalah mahluk ciptaan Tuhan, sehingga harus terjalin hubungan yang baik dengan Sang Pencipta, sehingga apapun yang kita lakukan harus bertanggungjawab kepada Nya. ; 2). Kita semua adalah mahluk sosial, artinya kontribusi yang kita berikan dalam Pemilu tidak boleh memikirkan kepentingan diri sendiri, dan harus mengutamakan kepentingan nasib orang banyak.; 3). Kita semua harus sadar bahwa kita adalah warga dari suatu bangsa dan negara, yang oleh karenanya dalam berdemokrasi harus bertanggungjawab terhadap keselamatan dan keutuhan bangsa dan negara.Indonesia ; dan 4). Rakyat harus sadar bahwa kita adalah warga dari komunitas dunia, yang memiliki tanggungjawab sesama umat sebagai penghuni dunia/bumi ini, apalagi dalam menyelamatkan iklim global yang mengancam keselamatan dunia.

Tanpa memiliki pemahaman ini dapat dipastikan kehidupan rakyat, bangsa Indonesia selamanya akan menuai bencana yang diciptakan oleh manusia itu sendiri. Dalam berdemokrasi sudah saatnya rakyat banyak harus menentukan pilihan dan partisipasi politiknya dengan menggunakan akal sehatnya. Rakyat jangan mau lagi hak suaranya dibeli. Rakyat harus mendapatkan informasi yang lengkap terhadap para calon yang akan dipilihnya.

Oleh karena itu dalam menjalankan pesta demokrasi Panitia Pemilu (KPU atau KPUD) harus dapat mensosialisasikan kelebihan dan kekurangan para calon wakil rakyat atau pemimpin yang akan dipilihnya. KPU atau KPUD bersama seluruh LSM yang ada harus dapat mendidik rakyat bagaimana memahami hidup berbangsa dan bernegara dalam system demokrasi. Sehingga rakyat tidak mudah termakan oleh propakanda partai-partai politik yang menjual janji-janji, sementara partai tersebut telah terbukti tidak dapat berbuat banyak untuk mensejahterakan rakyat, apalagi menciptakan rasa aman. Rakyat dituntut harus lebih banyak mendengar dan melihat fakta apa saja yang telah terjadi di negara ini yang membuat bangsa Indonesia ini terpuruk di segala bidang, sehingga rakyat menjadi sadar bagaimana harus bersikap dalam menggunakan haknya. Rakyat harus menjadi subyek demokrasi yang dijalankan, bukan menjadi obyek demokrasi, seperti yang selama ini terjadi. Semoga.

Penulis :Drs. M. Sofyan Lubis, SH. MM

Senior Partners di LHS & PARTNERSPenulis dan Pemerhati Masalah Hukumdi Negara Indonesia

Kami telah mengirimkan email yang berisi LINK untuk update password

Email untuk reset password sudah dikirim, namun mungkin perlu beberapa menit untuk tampil di Inbox email anda.

Registrasi pada website ini memungkinkan anda melihat status pemesanan dan history.

scatter itu apa merupakan sebuah platform informasi kebencanaan yang menyajikan informasi kejadian bencana dalam bentuk laporan dan peta berbasis website

BERITAMAGELANG.ID - Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng adalah sebuah perlombaan lari yang dipersembahkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah berkolaborasi dengan Harian Kompas dan Bank Jateng. Tahun ini memasuki tahun keenam penyelenggaraan dan persiapan telah dilakukan oleh penyelenggara. Hal itu dilakukan untuk memenuhi keinginan para pelari merasakan kembali event lari setelah kondisi pandemi Covid-19.

Untuk tahun 2022, event bertaraf internasional ini akan kembali digelar pada Sabtu-Minggu, 12-13 November. Tempatnya masih sama dengan tahun lalu, yakni di Taman Lumbini komplek Candi Borobudur Kabupaten Magelang.

Vice GM Event Harian Kompas, Budhi Sarwiadi yang dihubungi Selasa, (24/5/2022) membenarkan, event Borobudur Marathon kembali akan digelar untuk memuaskan rasa dahaga para pelari. Bahkan untuk menyambut kegiatan itu, telah dilaksanakan Borobudur Marathon Menyapa di gedung pusat Bank Jateng Semarang belum lama ini. Kegiatan itu dihadiri Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Tengah, Supriyatno, Direktur Utama Bank Jateng, Adi Prinantyo, Redaktur Pelaksana Harian Kompas, dan Liem Chie An, Ketua Yayasan Borobudur Marathon.ÂÂ

"Iya betul, kami telah mengadakan acara "Borobudur Marathon Menyapa" untuk menyapa para pelari, sekaligus untuk mengomunikasikan tema, rencana dan harapan di tahun ini," terang Budi.

Ia menjelaskan, untuk tahun ini, Borobudur Marathon mengusung tema Stronger to Victory atau menjadi lebih kuat untuk maju menuju kemenangan. Tema ini merupakan lanjutan dari tema di tahun sebelumnya, yaitu Symphony of Energy atau kesatuan energi untuk terus bergerak maju.

Tidak terlepas dari dampak pandemi Covid-19 yang masih terasa meski perlahan-lahan membaik, tetapi tidak menjadi penghalang Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng untuk terus bergerak, melainkan menjadi pemacu semangat untuk lebih kuat lagi, untuk terus maju menjadi lebih baik di masa depan.

"Selaras dengan 'Lelampah Pinuju Menang', yang berarti perjalanan menuju kemenangan, mengajak semua elemen untuk bersama-sama merayakan kegigihan yang telah kita tunjukkan di tempat yang sudah akrab dengan kebersamaan, Magelang," tuturnya.

Liem Chie An, Ketua Yayasan Borobudur menambahkan, tahun ini Borobudur Marathon Elite Race 2022 akan digelar pada Sabtu, 12 November 2022. Sebanyak 55 atlet elite akan berlaga di rute marathon 42,195 kilometer, setelah sebelumnya melalui proses seleksi. 55 atlet elite wajib memenuhi kriteria sudah vaksin 3 kali. Atlet elite juga masih akan dikarantina untuk menjaga kesehatan, keselamatan dan memberikan ruang bagi atlet untuk mempersiapkan diri dengan maksimal.

Sesuatu yang baru hadir di Borobudur Marathon 2022 Powered by Bank Jateng yang mengedepankan semangat untuk terus maju, hadirnya inovasi baru yaitu Borobudur Marathon Young Talent. Sebuah program talent scout, yang bertujuan untuk mengumpulkan potensi atlet muda dengan cut off time terbaik di setiap kota untuk nantinya berkompetisi dalam kategori 10 kilometer pada Sabtu, 12 November 2022.

Hari kedua pada Minggu, 13 November 2022, pelari yang telah terdaftar dalam Bank Jateng Tilik Candi akan berlomba di rute half marathon 21,097  kilometer. Penyelenggara telah mempersiapkan ketentuan dan detail informasi lainnya yang akan dikomunikasikan secara berkala kepada para pelari.

Akhir dari rangkaian event akan ditutup dengan Borobudur Marathon Fun Run, lari bersama sejauh 3 kilometer yang akan diikuti oleh 1.000 warga Magelang. Menghadirkan partisipasi masyarakat Magelang untuk berlari bersama, sebagai tanda apresiasi dan rasa terima kasih penyelenggara kepada masyarakat Magelang.ÂÂ

"Tentunya Magelang sudah siap menyambut pelari Magelang, warga sudah rindu," ujar Liem Chi An.

Partisipasi masyarakat Magelang juga diwujudkan dalam program Pawone, merangkul para pelaku UMKM di Jawa Tengah untuk ikut bergerak maju memenangkan hati konsumen dan melatih pelaku UMKM untuk menghadapi persaingan pasar. Pelaku UMKM terbagi menjadi dua yaitu kuliner dan kerajinan dan akan diikuti oleh puluhan peserta yang sudah tergabung di tahun sebelumnya dan yang baru bergabung dalam batch dua.

Kabupaten Jepara terletak di bagian utara provinsi Jawa Tengah. Itu berbatasan dengan Laut Jawa di utara dan barat, Kabupaten Pati dan Kudus di timur, dan Kabupaten Demak di selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga terdiri dari kepulauan Karimunjawa yang terletak di Laut Jawa.

Kabupaten Gunungkidul

Dhaksinarga Bhumikarta(Jawa Kuno) Pegunungan Selatan (Gunungkidul) yang subur makmur negerinya

Kabupaten Gunungkidul (Indonesia)

Kabupaten Gunungkidul (bahasa Jawa: ꧋ ꦒꦸꦤꦸꦁꦏꦶꦢꦸꦭ꧀ ꧉) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Ibu kota kabupaten ini terletak di Kapanewon Wonosari. Nama kabupaten ini berasal dari Bahasa Jawa, yaitu "Gunungkidul" (bahasa Indonesia: gunung di selatan), yang wilayahnya terletak di jajaran Pegunungan Sewu, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Dengan luas sekitar sepertiga dari luas daerah induknya, kepadatan penduduk di kabupaten ini relatif rendah daripada kabupaten-kabupaten yang lainnya. Populasi Gunungkidul pada tahun 2021 berjumlah 758.168 jiwa, laki-laki 374.558 jiwa dan perempuan 383.610 jiwa. Dan pada pertengahan 2024, jumlah penduduk Gunungkidul sebanyak 776.584 jiwa.[1]

Kabupaten ini berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah di sebelah utara dan sebelah timur, Samudra Hindia di sebelah selatan, serta Kabupaten Bantul dan Kabupaten Sleman di sebelah barat. Kabupaten Gunungkidul memiliki 18 kapanewon.[1] Sebagian besar wilayah kabupaten ini berupa perbukitan dan pegunungan kapur, yakni bagian dari Pegunungan Sewu. Gunungkidul dikenal sebagai daerah tandus dan sering mengalami kekeringan di musim kemarau, akan tetapi menyimpan kekhasan sejarah yang unik, selain potensi pariwisata, budaya, maupun kulinernya.

Makanan ringan dan makanan tradisional dari Gunungkidul termasuk "Gathot" dan "Thiwul". Mereka terbuat dari Singkong Fermentasi dan Singkong Kering.

Pesisir selatan Gunungkidul memiliki beberapa pantai yaitu Baron, Kukup, Krakal, Drini, Sepanjang, Sundak, Siung, Wediombo, Jungwok, Greweng, Sedahan dan Sadeng. Beberapa pantai ini menyediakan ikan segar dan hasil laut lainnya yang dipasok oleh nelayan setempat. Yang paling terkenal adalah Pantai Baron. Ada sebuah taman di sebelah pantai yang dikelilingi oleh restoran seafood dan hostel. Ada pasar ikan segar di sisi timur pantai. Di sisi barat, sungai mengalir keluar dari gua yang hampir setinggi laut di sisi punggungan barat. Pantainya sendiri berwarna khaki dan terbentang dengan perahu nelayan tradisional. Di samping pantai utama, terdapat satu kilometer pantai pasir putih yang terletak di balik punggungan timurnya. Itu bisa dicapai dengan sedikit pendakian.

Sesuai namanya, Kabupaten Gunungkidul didominasi oleh pegunungan yang merupakan bagian barat dari Pegunungan Sewu atau Pegunungan Kapur Selatan (dari nama alias inilah, penamaan "Gunungkidul" diturunkan), yang membentang di Pulau Jawa bagian selatan mulai dari kawasan tersebut ke arah timur hingga Kabupaten Tulungagung.

Pegunungan Sewu terbentuk dari batu gamping, menandakan bahwa pada masa lalu merupakan dasar laut. Temuan-temuan fosil hewan laut purba mendukung anggapan ini. Kawasan ini mulai menjadi daratan akibat pengangkatan-pengangkatan tektonik dan vulkanik sejak Kala Miosen[6]

Kabupaten Gunungkidul adalah salah satu kabupaten yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibu kotanya di Kapanewon Wonosari. Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar 46,63 % dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta. Kapanewon Wonosari terletak di sebelah tenggara Kota Yogyakarta (Ibu kota Daerah Istimewa Yogyakarta), dengan jarak ± 39 km. Wilayah Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 18 Kapanewon dan 144 desa.

Batas wilayah kabupaten Gunungkidul antara lain;

Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi menjadi 3 (tiga) zona pengembangan, yaitu:

Wilayah Kabupaten Gunungkidul termasuk daerah beriklim monsun tropis (Am), dengan topografi wilayah yang didominasi dengan daerah kawasan perbukitan karst. Wilayah selatan didominasi oleh kawasan perbukitan karst yang banyak terdapat goa-goa alam dan juga sungai bawah tanah yang mengalir. Dengan kondisi tersebut menyebabkan kondisi lahan di kawasan selatan kurang subur yang berakibat budidaya pertanian di kawasan ini kurang optimal.

Kondisi klimatologi Kabupaten Gunungkidul secara umum menunjukkan kondisi sebagai berikut:

Dari temuan-temuan arkeologi, kawasan Gunungkidul diperkirakan telah dihuni oleh manusia (Homo sapiens) sejak 700 ribu tahun lalu.[10] Banyak ditemukan petunjuk keberadaan manusia yang ditemukan di gua-gua & ceruk-ceruk di perbukitan karst Gunungkidul, terutama di Kapanewon Ponjong. Kecenderungan manusia menempati Gunungkidul saat itu disebabkan sebagian besar dataran rendah di Yogyakarta masih digenangi air.[11] Kedatangan manusia pertama di Gunungkidul terjadi pada akhir periode Pleistosen. Saat itu, manusia Ras Australoid bermigrasi dari Pegunungan Sewu di Pacitan, Jawa Timur melewati lembah-lembah karst Wonogiri, Jawa Tengah hingga akhirnya mencapai pesisir pantai selatan Gunungkidul melalui jalur Bengawan Solo purba.[12]

Dari sekitar 460 gua karst di Gunungkidul, hampir setengahnya menjadi hunian manusia purba. Dari 72 gua horizontal di ujung utara Gunung Sewu, tepatnya di Kapanewon Ponjong yang terapit Ledok Wonosari di barat dan Ledok Baturetno di timur, 14 goa di antaranya merupakan bekas hunian manusia purba, dan dua di antaranya sudah diekskavasi yaitu Song Bentar dan Song Blendrong.[12] Di ceruk Song Bentar yang pernah menjadi hunian Homo sapiens ditemukan delapan individu yang terdiri dari: 5 dewasa, 2 anak-anak, dan 1 bayi juga ditemukan alat-alat batu seperti batu giling, beliung persegi, dan mata panah. Sementara di Song Blendrong ditemukan banyak tulang, peralatan batu, tanduk, dan serut kerang yang berserakan di lantai ceruk.[11]

Selain itu, di Goa Seropan di Kapanewon Semanu juga ditemukan bukti keberadaan manusia purba. Di lorong lama gua itu banyak ditemukan cetakan tulang purba di dinding-dinding lorong. Sementara di lorong baru, yang berada pada kedalaman 60 m, dan baru muncul setelah terjadinya banjir di sungai bawah tanah tahun 2008, ditemukan potongan tulang kaki, gigi, dan rusuk mamalia.[11]

Pada waktu Gunungkidul masih merupakan hutan belantara, terdapat suatu desa yang dihuni beberapa orang pelarian dari Majapahit. Desa tersebut adalah Pongangan, yang dipimpin oleh R. Dewa Katong saudara raja Brawijaya. Setelah R. Dewa Katong pindah ke Desa Katongan 10 km utara Pongangan, puteranya yang bernama R. Suromejo membangun Desa Pongangan, sehingga semakin lama semakin ramai.

Perkembangan penduduk di daerah Gunungkidul itu didengar oleh raja Mataram Sunan Amangkurat Amral yang berkedudukan di Kartosuro. Kemudian ia mengutus Senopati Ki Tumenggung Prawiropekso agar membuktikan kebenaran berita tersebut. Setelah dinyatakan kebenarannya, Tumenggung Prawiropekso menasihati R. Suromejo agar meminta izin pada raja Mataram, karena daerah tersebut masuk dalam wilayah kekuasaannya.

R. Suromejo tidak mau dan akhirnya terjadilah peperangan yang mengakibatkan dia tewas. Begitu juga 2 anak dan menantunya. Ki Pontjodirjo yang merupakan anak R Suromejo akhirnya menyerahkan diri. Kemudian oleh Pangeran Sambernyowo diangkat menjadi Bupati Gunungkidul I. Namun Bupati Mas Tumenggung Pontjodirjo tidak lama menjabat karena adanya penentuan batas-batas daerah Gunungkidul antara Sultan dan Mangkunegaran II pada tanggal 13 Mei 1831. Daerah Gunungkidul (selain Ngawen sebagai daerah enclave Mangkunegaran) menjadi kabupaten di bawah kekuasaan Kasultanan Yogyakarta.

Mas Tumenggung Pontjodirjo digantikan oleh Mas Tumenggung Prawirosetiko (R. Tumenggung Prawirosetiko), yang mengalihkan kedudukan kota kabupaten dari Kapanewon Ponjong ke Kapanewon Wonosari (Kota Wonosari).

Menurut Mr. R.M Suryodiningrat dalam bukunya ”Peprentahan Praja Kejawen” yang dikuatkan buku de Vorstenlanden terbitan 1931 tulisan G.P. Rouffaer, dan pendapat B.M.Mr. A.K. Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan En Groei van het Mangkoenegorosche Rijk, berdirinya Gunungkidul (daerah administrasi) tahun 1831 setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan dengan terbentuknya kabupaten lain di Yogyakarta. Disebutkan bahwa ”Goenoengkidoel, wewengkon pareden wetan lepen opak. Poeniko siti maosan dalem sami kaliyan Montjanagari ing zaman kino, dados bawah ipun Pepatih Dalem. Ing tahoen 1831 Nagoragung sarta Mantjanagari-nipoen Ngajogjakarta sampoen dipoen perang-perang, Mataram dados 3 wewengkon, dene Pangagengipoen wewengkon satoenggal-satoenggalipoen dipoen wastani Boepati Wadono Distrik kaparingan sesebatan Toemenggoeng, inggih poeniko Sleman (Roemijin Denggoeng), Kalasan sarta Bantoel. Siti maosan dalem ing Pengasih dipoen koewaosi dening Boepati Wedono Distrik Pamadjegan Dalem. Makanten oegi ing Sentolo wonten pengageng distrik ingkang kaparingan sesebatan Riya. Goenoengkidoel ingkang nyepeng siti maosan dalem sesebatan nipoen Riya.”

Dan oleh upaya yang dilakukan panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta sejarah, penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat, pakar serta daftar kepustakaan yang ada, akhirnya ditetapkan bahwa Kabupaten Gunungkidul dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari Jumat Legi tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gunungkidul No: 70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari, tanggal bulan dan tahun Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul yang ditandatangani oleh bupati saat itu Drs. K.R.T. Sosro Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985.

Sedangkan secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta dan berkedudukan di Wonosari sebagai ibu kota kabupaten, ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950 dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah No 32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh K.R.T. Labaningrat.

Pusaka Tombak Kyai Marga Salurung merupakan pusaka pemberian dari Raja Yogyakarta, Hamengkubuwono X pada Minggu 27 Mei 2001, saat Perayakan Hari Jadi ke-170 Kabupaten Gunungkidul. Tombak pusaka yang memiliki dhapur baru cekel, warangka kajeng sanakeling melambangkan agar Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tetap memiliki tekad utama untuk mencapai cita-cita luhur yang berakar kuat dan selalu berpihak kepada rakyat. Para pemimpin dan rakyatnya memiliki sikap salurung atau searah setujuan atau seiya sekata.

(saiyeg saeka kapti) ini memiliki arti kerukunan, persaudaraan, dan gotong royong atau dalam koridor demokrasi yang berarti berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, yang sadar haknya, tetapi juga menghormati hak orang lain dan tahu pasti kewajibannya.

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Gunungkidul dalam empat periode terakhir.

Kabupaten Gunungkidul memiliki 18 kapanewon dan 144 kalurahan. Pada tahun 2017, jumlah penduduk mencapai 755.977 jiwa yang tersebar di wilayah seluas 1.431,42 km² dengan tingkat kepadatan penduduk 528 jiwa/km².[16][17]

Daftar kapanewon dan kalurahan di Kabupaten Gunungkidul, adalah sebagai berikut:

Kabupaten Gunungkidul mempunyai beragam potensi perekonomian mulai dari pertanian, Perkebunan, perikanan dan peternakan, hutan, flora dan fauna, industri, tambang serta potensi pariwisata. Pertanian yang dimiliki Kabupaten Gunungkidul sebagian besar adalah lahan kering tadah hujan (± 90 %) yang tergantung pada daur iklim khususnya curah hujan. Lahan sawah beririgasi relatif sempit dan sebagian besar sawah tadah hujan. Sumberdaya alam tambang yang termasuk golongan C berupa : batu kapur, batu apung, kalsit, zeolit, bentonit, tras, kaolin dan pasir kuarsa. Kabupaten Gunungkidul juga mempunyai panjang pantai yang cukup luas terletak di sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia, membentang sepanjang sekitar 65 Km dari Kapanewon Purwosari sampai Kapanewon Girisubo. Potensi hasil laut dan wisata sangat besar dan terbuka untuk dikembangkan.Potensi lainnya adalah industri kerajinan, makanan, pengolahan hasil pertanian yang semuanya sangat potensial untuk dikembangkan.

Bentuk wilayah atau fisografi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pola kehidupan sosial budaya pada masyarakat. Unsur sosial budaya merupakan salah satu instrumen penting dalam pembangunan, hal ini terkait perencanaan, sasaran, dan capaian target kinerja pembangunan. Karakteristik sosial budaya masyarakat Gunungkidul adalah masyarakat tradisional yang masih memegang teguh budaya luhur warisan nenek moyang. Sehingga dalam melaksanakan pembangunan, pemerintah berupaya untuk mengadopsi karakteristik sosial budaya agar dapat berimprovisasi dengan kultur masyarakat yang ada. Masyarakat Kabupaten Gunungkidul secara umum menggunakan bahasa lokal (bahasa jawa) dalam berkomunikasi, sementara bahasa nasional (bahasa Indonesia) secara resmi dipakai dalam lingkungan formal (kantor, pendidikan, fasilitas umum, dan lain-lain).

Organisasi kesenian sebagai budaya yang terus dipupuk dan dilestarikan oleh masyarakat berjumlah 1.878 organisasi, dengan tokoh pemangku adat berjumlah 144 orang. Sementara itu desa budaya yang dikembangkan oleh pemerintah untuk menunjang kesejahteraan masyarakat sebanyak 10 desa budaya, cagar budaya yang dimiliki sebanyak 5 buah serta benda cagar budaya sejumlah 692 buah yang tersebar di wilayah Kabupaten Gunungkidul.

Menurut Badan Bahasa, bahasa Jawa dialek Yogya-Solo merupakan bahasa daerah yang dituturkan mayoritas penduduk Kabupaten Gunungkidul.[19] Menurut Statistik Kebahasaan 2019, bahasa ini menjadi satu-satunya bahasa daerah asli Kabupaten Gunungkidul.[20] Bahasa resmi instansi pemerintahan di Kabupaten Gunungkidul adalah bahasa Indonesia.

Kabupaten Gunungkidul yang merupakan jalur lintas selatan jawa yang menghubungkan dari Cilacap sampai Wonogiri, serta dari Kota Yogyakarta via Kabupaten Bantul.

Terminal Wonosari Merupakan Terminal Terbesar Di Gunungkidul, Bus AKAP (Antar Kota Antar Provinsi) Tujuan Jabodetabek mangkal di Wonosari ini. Berikut adalah operator Bus Tujuan Wonosari:

Selain itu, terdapat pula bus AKAP yang memiliki tujuan daerah lain di Gunungkidul seperti di Semin yang dilayani oleh P.O. (Perusahaan Otobus) Rosalia Indah.

Landasan Udara Gading merupakan lanud yang ada di Gunungkidul, yang digunakan untuk keperluan Militer.

Gunungkidul memiliki puluhan pantai indah nan eksotis di pesisir selatan. Tak kurang dari lima puluhan pantai berjajar dari ujung timur hingga ujung barat. Beberapa pantai dan tebing atau bukit pantai yang menjadi tujuan wisata utama antara lain:

1). Desa Balong: Air Terjun Banyutibo, Tebing Telak Boyo, Bukit Pengilon, Pantai Watu Lumbung, Pantai Brangkal, dan Pantai Nampu.

2). Desa Jepitu: Pantai Wedhiombo, Dander Wedhiombo, Tebing Grendan, Pantai Jungwok, Pantai Greweng, Pulau Gelatik, Pantai Sedahan, Pantai Dadapan, Tanjung Ndadapan, dan Mahbang Fishing Zone.

3). Desa Thileng: Tebing Tutup.

4). Desa Pucung: Tebing Ngungap, Pantai Srakung, dan Tebing Menyer Fishing Zone.

5). Desa Songbanyu: TPI Sadeng, Pantai Baronan, Pantai Brumbun, Pantai Mbongosan, dan Pantai Krokoh.

Kabupaten Gunungkidul mempunyai candi:

Doreng,- Kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) ke-110 TA. 2021 Kodim 1603/Sikka, masih terus berlangsung. Segenap anggota TNI/POLRI yang bersinergi bersama masyarakat terlihat terus antusias dan bersemangat dalam melaksanakan kegiatan pengerjaan pembukaan jalan dalam program fisik TMMD bertempat di Desa Persiapan Pelibaler, Kecamatan Doreng, Kabupaten Sikka, Kamis [11/03/2021].

TMMD Kodim 1603/Sikka yang mengambil beberapa sasaran terus dilaksanakan dengan harapan sasaran dapat selesai bersamaan dengan selesainya kegiatan TMMD ke-110 nanti. Kali ini Satgas TMMD berhasil menyelesaikan sebagian target sasaran fisik, prajurit TNI/POLRI yang tergabung dalam Satuan Tugas (Satgas) tetap semangat menjalankan tugas dan pengabdiannya kepada masyarakat khususnya bagi warga di Desa Persiapan Pelibaler.

Pasi Ter Kodim 1603/Sikka, Kapten Arm. Edi Hermanto mengatakan, bahwa keakraban semakin terjalin dan terlihat mana kala anggota TNI/POLRI yang tergabung dalam satgas TMMD melakukan pekerjaan bersama sama dengan masyarakat.

Hal inilah yang menjadikan hubungan di antara masyarakat dan TNI/POLRI senantiasa terjalin harmonis. TNI/POLRI merupakan penyemangat tersendiri bagi warga masyarakat dalam turut membantu dan mendukung terlaksananya program TMMD ke-110 Kodim 1603/Sikka.

Meski dihadapkan dengan cuaca yang selalu mengalami perubahan iklim baik kemarau dan hujan pelaksanaan kegiatan program TMMD tetap terus berlanjut tanpa menyurutkan semangat kerja dari anggota personel satgas TMMD di lapangan. Karena kegiatan program TMMD ke-110 TA. 2021 Kodim 1603/Sikka harus terselesaikan sesuai dengan alokasi waktu yang ditentukan sesuai program kerja yang terjadwal. [Liput:Chen/FD]

Slot Gacor Slot Gacor Slot Gacor Slot Gacor Slot Gacor Slot Gacor https://pa-barru.go.id/kasus/ https://sman53jkt.sch.id/53/ https://pta-padang.go.id/po-includes/js/elid/?PTAP=Slot%20Gacor https://mi.pta-padang.go.id/sekuritas/?mitigasi=Mawartoto https://conceitho.com/pela/?sobre=Slot%20Gacor https://yjhallalathur.com/auditorium/?arapuzha=Slot%20Gacor